Tuesday, November 2, 2010

cara ternak ikan cupang

0 komentar

Siapa yang tidak mengenal ikan cupang? Ikan kecil yang sangat populer dikalangan para hobiis ini memiliki daya tarik tersendiri. Di pasaran terdapat dua jenis ikan cupang yakni cupang adu dan cupang hias. Varietas cupang hias dikenal dengan nama ilmiah betta splendens. Sedangkan cupang aduan ada berbagai macam varietas antara lain betta imbelis, betta rubra, betta unimacullata, dll. Namun kita akan membahas mengenai ternak cupang hias. Membedakan cupang hias dan cupang adu sangatlah mudah. Yakni dengan melihat penampilan fisik sang ikan.
Pada ikan cupang hias memiliki sirip dan ekor yang indah berwarna-warni. Cupang hias tidak harus berbuntut panjang sebab saat ini telah lahir strain baru yakni jenis plakat. Cupang jenis plakat sepintas mirip dengan cupang aduan namun memiliki bentuk tubuh yang lebih indah dan warna yang cemerlang. Cupang aduan secara general memiliki ciri fisik dengan bentuk tubuh yang kurang menarik dan biasanya berwarna gelap.
Prospek ikan cupang sebagai ikan hias sangatlah besar setiap harinya permintaan ikan hias ini cukup signifikan. Penikmatnya tidak hanya dikalangan anak kecil seperti jaman kakek kita kecil dulu. Ikan cupang kini digemari banyak orang dari berbagai usia, golongan dan segala lapisan segmentasi masyarakat. Pemasarannya tergolong mudah karena permintaan akan ikan ini terus mengalir. Serta jenis cupang hias juga sangat banyak, mulai dari jenis slayer, serit (crown tail), halfmoon, double tail/cagak, sampai jenis plakat. Ikan cupang memiliki tempat tersendiri dikalangan pecinta ikan hias. Perlu diingat bahwa ikan ini tidak mengenal musim seperti ikan louhan, diskus, tetra, dll.
Krisis ekonomi seperti saat ini juga menuntut kita untuk memutar otak guna mencari penghasilan tambahan. Salah satu alternatifnya adalah dengan menjadi breeder iakn cupang. Pekerjaan ini mungkin terlihat sepele bagi anda. Namun jika ini digarap dengan serius dan ketekunan, anda akan memperoleh hasil yang tidak mengecewakan. Ikan dari genus betta ini merupakan kerabat dekat gurami karena satu ordo yankni ordo labyrinth. Ikan cupang memiliki kemampuan untuk mengambil nafas langsung ke permukaan air. Hal ini berkat organ bernama labirin yang berada di insang iakan cupang.
Sebenarnya beternak cupang sangatlah mudah ada beberapa langkah yang harus ditempuh untuk menajdi seorang breeder yang sukses. Berikut ini tahapan proses breeding ikan cupang sampai pada proses penjualan, yaitu :


1. Pemilihan induk

Pemilihan induk merupakan tahap paling penting dan menentukan dalam proses breeding. Karena indukan yang berkualitas akan menghasilkan anakan yang berkualitas pula. Berdasarkan pengalaman penulis hendaknya dalam memilih calon induk dilakukan pada ikan yang berumur diatas delapan bulan. Sebab ikan yang sudah berumur delapan bulan memiliki kematangan seksual secara sempurna. Organ seks ikan sudah dapat menghasilkan gonad dan sperma yang berkualitas. Lebih baik jika indukan betina yang akan memijah adalah betina yang masih perawan atau belum pernah bertelur.

Selama kurang lebih dari sepuluh tahun menggeluti seluk beluk ikan hias ini penulis menemukan fakta bahwa dari indukan yang berkualitas hanya menghasilkan 70% anakan yang berkualitas pula. Oleh karena itu jangan main-main dalam pemilihan calon indukan. Indukan yang baik adalah indukan yang telah matang secara seksual sehingga tingkat keberhasilan dan angka tetas dapat mencapai 80%-90%. Jikia pemilihan induk dilakukan secara sembrono maka hasil yang akan kita terima juga akan sangat tidak memuaskan.

Berikut ini ciri-ciri indukan yang baik dan siap kawin:
a. Pejantan
1) Telah mencapai usia delapan bulan. Dapat ditandai dengan ukuran yang sudah melebihi enam senti meter. Atau melihat pangkal ekor yang kekar.
2) Memiliki bentuk fisik yang bagus.
3) Memiliki mental yang berani.
4) Memiliki warna yang cerah dan cemerlang.
5) Sering membuat gelembung busa di permukaan air.
6) Gerak-gerik yang genit ketika melihat cupang betina


b. betina
1) mencapai usia yang cuku yakni delapan bulan. Ditandai dengan perutnya yang gendut.
2) Memiliki bentuk fisik yang bagus.
3) Memiliki warna cemerlang serta sirip yang tegas.
4) Tubuh ikan berubah warna menjadi garis-garis transparan seperti zebra.
5) Bintik putih pada abdomen yang menjendol tanda telur siap dibuahi.

Kebanyakan breeder pemula seringkali tidak mampu membedakan antara pejantan dengan betina. Sehingga seringkali terjadi breeder tersebut mencampurkan ikan dari jenis kelamin yang sama. Tentu saja hal ini akan mengakibatkan ikan akan berkelahi sehingga ekornya menjadi rusak. Sebenarnya sangatlah mudah untuk membedakan pejantan dengan betina. Cupang betina memiliki bentuk tubuh yang kurang menarik dan tidak simetris; ekor cupang betina juga kurang menarik dan pendek; warna cupang betina kurang cemerlang jika dibandingkan dengan cupang pejantan. Cupang pejantan sebaliknya dan memiliki ekor panjang dan indah serta warna yang cemerlang.

Penulis juga melarang breeder pemula untuk tidak mengawinkan ikan dari satu induk yang sama. Hal ini akan menghasilkan anakan yang cacat secara genetik dan biasanya warna yang dihasilkan tidak indah. Cacat genetik ini diakibatkan karena kerusakan genetik ysng disebabkan oleh pengumpulan kromosom. Jika indukan berasal dari satu induk maka kromosomnya akan berkumpul yang pada akhirnya segala cacat bawaan yang mungkin ada akan diturunkan pada anakan. Hendaknya bakalan indukan berasal dari induk yang berbeda. Lebih baik lagi jika anda melakukan perkawinan silang dari jenis dan warna yang lain.


2. Persiapan pemijahan

Setelah melakuan pemilihan bakal indukan kita juga harsu mempersiapkan calon indukan dengan baik. Agar nantinya ketika sudah dikawinkan ikan tersebut akan memijah dengan sukses tanpa gangguan. Indukan terpilih hendaknya dipisahkan dan diberikan perlakuan khusus. Paling penting adalah memberikan pakan tambahan yang bergizi bagi indukan cupang. Breeder juga harus mempersiapkan tempat yang akan dijadikan tempat memijah.

Banyak benda yang dapat dijadikan sebagai wadah tempat memijah. Paling efektif dan baik adalah dengan menggunakan aquarium sebab kita dapat memantu aktivitas ikan dari berbagai sudut. Mengenai ukuran aquarium yang akan dipergunakan sebenarnya tidak ada standar baku. Penulis menganjurkan ukuran minimum menggunakan akuarium ukurang 30x40x30 (PxLxT). Ukuran tersebut tidak terlalu lebar juga tidak terlalu sempit. Wadah seperti bak fiber, drum bekas, maupun galon bekas juga dapat dipergunakan.

Sang pejantan kita letakkan di aquarium tersebut selama satu minggu dan diberikan pakan jentik nyamuk. Lakukan treatmen ini selama satu minggu sampai pejantan tersebut birahi yang ditandai dengan gerakan genit serta mengeluarkan busa. Ikan betina sebelum proses perkawinan diberikan pakan jentik nyamuk untuk mempercepat pematangan sel telur. Peringatan agar tidak memberikan pakan cacing sutera kepada indukan yang sedang dipersiapkan. Kandungan lemak yang tinggi akan menyulitkan ikan ketika mengeluarkan telur. Dikhawatirkan angka keberhasilan tetas akan berkurang.

Pastikan juga indukan dalam keadaan sehat yang ditandai dengan gerakan yang lincah serta nafsu makan yang tinggi. Untuk mencegah penyakit berikan pencegahan dengan meneteskan metil biru kedalam aquarium. Aquarium yang akan digunakan juga hendaknya harus bersih baik dari jamur maupun bakteri yang dapat membawa penyakit pada anak cupang.



3. Proses pemijahan

Jika kedua calon indukan indukan tersebut diberikan perlakuan khusus maka pemijahan dapat dilakukan. Sebenarnya tidak ada jangka waktu baku untuk menyiapkan bakal indukan. Jika memang sudah terlihat siap sebaiknya pemijahan segera dilakukan. Pejantan yang diletakkan dalam aquarium pemijahan bila sudah membentuk busa-busa tempat meletakkan telurnya sudah dapat dilakukan pemijahan. Namun kita tidak bisa langsung memasukkan cupang betina ke dalam aquarium. Selayaknya manusia ikan cupang juga perlu pendekatan/perjodohan. Perjodohan dilakukan agar ikan langsung kawin. Kebanyakan ikan yang tidak joodoh akan berkelahi satu sama lain dan pemijahan akan gagal.

Proses perjodohan bertujuan agar masing-masing dapat mengenal pasangannya. Penjodohan dapat dilakukan dengan memasukkan betina ke dalam toples atau botol. Kemudian toples atau botol tersebut dimasukkan ke dalam aquarium pejantan. Biarkan pejantan mengamati betina tersebut dan betina saling memandang. Apabila masing-masing memperlihatkan reaksi positif, dimana pejantan akan berlenggak-lenggok genit serta betina berubah warna menjadi sepertii zebra. Ikan betina dapat segera dilepaskan secara perlahan ke dalam wadah.

Pejantan akan menghampiri betina dan menari-nari di hadapan cupang betina. Cupang betina akan merespon rayuan tersebut dengan berjalan malas dan mengikuti ke arah mana pejantan berenang. Jika waktunya telah tepat maka pejantan akan mengajak betina untuk kawin. Biasanya perkawinan terjadi pada waktu waktu dingin. Menurut pengalaman selama ini perkawinan terjadi pada pagi hari antara pukul 07.00-10.00 dan sore hari pukul 14.00-17.00. sebelumnya kita juga harus memberikan fasilitas tempat pejantan meletakkan telurnya. Kita dapat menggunakan daun pisang yang dipotong kecil ataupun daun singkong. Media tersebut harus mengambang karena akan menjadi tempat busa yang dikeluarkan oleh pejantan. Penulis tidak menganjurkan untuk menggunakan tanaman air karena akan mempersulit pejantan untuk memungut telurnya.

Perkawinan terjadi apabila pejantan memeluk erat betina hingga membentuk bola. Setelah bergelung membentuk bola kedua ikan ini akan lemas untuk beberapa saat. Betina mengeluarkan telur dari perutnya berwarna putih kecil seukuran pasir. Saat itulah pejantan membuahi dengan mengeluarkan sperma ke telur yang keluar tersebut. Sekali mengeluarkan telur betina mampu mengeluarkan lima belas telur. Pejantan kemudian dengan sigap memunguti telur yang jatuh menggunakan mulutnya, dengan lembut dan penuh kasih sayang. Lalu telur-telur tersebut diletakkan pada busa yang sudah dipersiapkan pada pejantan. Telur akan melekat dan disimpan di dalam busa sang pejantan. Peristiwa ini akan berlangsung beberapa kali selama beberapa menit sampai pada akhirnya betina kehabisan telur dalam perutnya.

Lazimnya ketika proses perkawinan sang betina sering mamakan telurnya sendiri. Oleh karena itu sediakan pakan yang cukup dalam aquarium berupa jentik nyamuk atau cacing sutera. Hal ini untuk mengurangi sifat kanibal indukan betina. Proses perkawinan usai ditandai dengan diusirnya betina dari wilayah perkawinan. Pejantan dengan sigap menghalau betina agar tidak memakan telur yang telah tertata rapi diantara busa sarang. Disinilah peran anda sebagai breeder untuk mengangkat betina dari aquarium. Lakukan dengan perlahan dan jangan sampai menimbulkan riak besar yang dapat merusak sarang busa. Setelah diangkat betina tersebut dapat diistirahatkan di tempat lain dan diberikan pakan yang cukup.

Betina yang telah kawin dapat digunakan sampai dua kali pemijahan kembali. Hal ini karena betina yang telah kawin berkali-kali (maksimal empat kali) akan mengalami penurunan kualitas telur. Kuantitas maupun kualitas dari telur akan berkurang sehingga akan merugikan kita sebagai breeder. Angka keberhasilan tetas juga menurun sebab telur pertamalah yang terbaik. Setelah tidak terpakai hendaknya betina tersebut jangan dibuang. Bagi sebagian besar breeder top betina adalah kunci untuk mendapatkan cupang berkualitas unggul. Mereka biasanya melemparkan betina yang telah habis untuk menjadi santapan arwana atau ikan lou han. Tujuannya adalah untuk menjaa kualitas dan persaingan dengan breeder lain. Nantinya ikan yang dihasilkan breeder tersebut tidak ada yang menyamai dan ujung-ujungnya pada keberadaan stok ikan yang mempengaruhi harga jual di pasaran ikan hias.


4. Pembesaran anak

Setelah proses perkawinan dilalui dan induk betina sudah diangkat dari aquarium. Kini tugas pejantan untuk menjaga anaknya sampai menetas. Sang pejantan akan terus siaga berjaga dibawah sarang busa yang berisi telur. Pejantan juga akan memunguti telur yang jatuh dan meletakkan kembali dalam sarang busa. Perilaku pejantan ini bertentangan dengan sikapnya terhadap cupang lain. Cupang dewasa dikenal sebagai ikan yang suka berkelahi. Di luar negeri ikan cupang dikenal dengan nama fighting fish alias ikan petarung.

Tiga hari pasca perkawinan telur-telur akan berubah menjadi cupang. Awalnya telur berwarna putih tersebut akan memiliki mata, kemudian ekornya terbentuk dan pada hari ketiga cupang anak (burayak) terbentuk. Burayak tersebut belum dapat berenang dengan baik. Seringkali pejantan memunguti anakan yang berenang terlalu jauh dari sarang. Pejantan akan menjaga sampai burayak mampu berenang sendiri. Apabila terlihat burayak sudah mampu berenang maka pejantan diangkat dari aquarium. Selanjutnya istirahatkan pejantan.

Pada minggu pertama burayak tidak perlu diberi makan karena masih memiliki cadangan makanan dari kuning telurnya. Selanjutnya burayak diberi pakan dengan makanan yang kecil sesuai ukuran mulutnya.


5. Pemberian pakan

Proses pemberian merupakan tahapan yang sangat penting karena menentukan kelangsungan hidup anakan. Ketika berumur tiga hari kantung telur yang dimiliki oleh burayak mulai habis. Sehingga burayak akan membutuhkan suplai makanan. Biasanya para peternak memberikan pakan dengan tepung artemia salina. Namun penulis biasa menggunakan kutu air halus yang diperoleh dengan mengkultur sendiri. Hasilnya burayak akan cepat tumbuh besar. Bahkan ada beberapa peternak memberikan pakan dengan kuning telur rebus. Kuning telur nantinya akan hancur terkena air sehingga burayak akan melahap kuning telur tersebut.

Setelah berukuran cukup besar anakan ikan dapat diberi pakan cuk atau cacing sutera. Setiap pakan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

a. cacing sutera/tubifex worm
Pakan ini termasuk sangat disenangi oleh ikan. Cupang yang sering mengkonsumsi cacing sutera pertumbuhannya menjadi sangat pesat. Cacing sutera memiliki kandungan lemak yang sangat tinggi. Resiko yang mungkin timbul adalah kegemukan pada cupang. Bagi cupang betina terlalu banyak makan cacing mengakibatkan sulit bertelur. Cacing sutera biasanya didapatkan dari selokan yang mengalir. Oleh karena itu sebelum diberikan pada ikan kita hendaknya dibersihkan dan diberikan antibiotic.

b. cuk
Pakan yang merupakan anak nyamuk. Ncuk memiliki kandungan protein yang tinggi. Cuk sangat baik untuk mencerahkan warna cupang dan mematangkan sel telur indukan betina. Cuk juga sangat mudah didapatkan di sekitar lingkungan kita. Sayangnya cuk juga mengundang bibit penyakit yang disebabkan oleh nyamuk dewasa. Cuk yang sudah bongkok sebaiknya tidak diberikan kepada cupang karena kandungan gizinya sudah berkurang.

c. kutu air
kutu air yang termasuk pada keluarga udang-udngan renik sangat sering ditemukan di genangan air. Kutu air akan mudah ditemukan pada perairan yang mengandung ganggang dan alga. Pemberian kutu air dapat memperlebar sirip ikan kesayangan kita.

6. Penyortiran
Setelah ikan berubuh satu setengah bulan dapat dilakukan penyortiran. Ikan yang disortir adalah pejantan yang berkualitas baik. Ikan yang berkualitas dicirikan dengan bentuk fisik yang proporsional, sirip yang lebar, warna yang cemerlang. Proses penyortiran bertujuan agar sirip ikan tidak rusak akibat berkelahi. Selnjutnya cupang dapat ditempatkan pad akuarium soliter ukurang 15x15x20. jika tidak ada aquarium maka dapat menggunakan botol selai ataupun botol bekas air mineral.

Penyortiran dilakukan secara perlahan agar anakan tidak mengalami stress. Pisahkan antara pejantan yang berkualitas baik dan pejantan yang kurang berkualitas. Nantinya pengklasifikasian ini akan menentukan harga jual ikan. Semakin berkualitas maka harganya juga akan semakin mahal di pasara. Ikan betina tidak perlu disortir. Mereka dapat dikumpulkan secara bersama dalam satu wadah. Penyortiran ikan betina dilakukan apabila kita akan mempersiapkan induk.

sumber : http://ikey-plakat.blogspot.com/2009/11/cara-ternak-ikan-cupang.html
 
close